Oktober ke-24



Hidup tidak pernah terlepas dari tangan Tuhan, entah melalui tangan manusia ataupun tanda-tanda dari alam. Setiap kebenaranpun berasal dari Sang Pencipta. Sejenak mari kita belajar dari rukun Islam, tidak hanya tentang ibadah tapi nilai lain yang sebagian orang tidak memerhatikan.
Pertama, syahadat.
Sebuah kesaksian dengan apa yang benar-benar terjadi.
Kedua, sholat.
Tidak hanya sebatas beribadah sholat dan jungkir balik saja, tetapi belajar dari makna dari setiap gerakan dan ucapan. Misalnya, dalam membaca surat Al fatihah ayat 1-4 berisi tentang sapaan kepada Allah dan memujinya, kemudian baru pada ayat selajanjutnya sampai terakhir berupa permintaan. Hal ini berarti apa? manusia dalam hidup ini harus lebih banyak menyapa, baru meminta. Sebagai contoh, ada dua teman, si A sering menyapa kita sedangkan Si B tidak pernah menyapa, ia menyapa ketika ada kepentingan saja, jika kita memiliki sesuatu siapa yang akan kita beri terlebih dahulu? Si A, Bukan? Nah begitu juga ketika dengan Allah.
Selain itu, ketika sholat dimanakah letak dunia? Di belakang kita, bukan? Ya, kita berada di hadapan Allah. Jika sholat tapi pikiran melayang kemana-mana lalu apa bedanya dengan mereka yang tidak sholat? Hanya sebatas menggugurkan kewajiban? Sungguh itu tidak terpuji. Mau tidak mau harus belajar khusyu, tidak mudah memang dan harus dilatih secara konsisten.
Ketika sholat posisi pantat lebih tinggi dari wajah. Hal itu menunjukan bahwa manusia itu hina. Tapi, saat ini manusia memandang yang lain hanya sebatas keadaan luar saja.
Menjadi sinar diantara para bintang itu sudah biasa, tapi menjadi sinar dalam kegelapan itu jauh lebih mulia. Dalam lingkungan pesantren sholat adalah hal yang biasa dilihat, tapi ketika berada dalam lingkungan pelacur apakah kita mampu bertahan dengan godaan sekitar, memberi pencerahan pada mereka atau bahkan kita yang ikutan sepeerti mereka yang tidak sholat?
Ketiga, puasa.
Menahan segala ego,  mengalahkan nafsu dan memaksa diri untuk berjalan dalam kebaikan.
Keempat, zakat.
Membagi ilmu kepada sesama, jika kita mendapat satu ilmu dan memiliki tiga ilmu kemudian kita menyampaikan kepada orang lain bisa sampai tujuh bahkan sepuluh ilmu, darimana datangnya? Tak lain dari Allah. Semakin sering kita membagi ilmu kepada orang lain semakin banyak pula Allah memberi ilmu kepada kita dengan catatan harus ikhlas.
Terakhir, haji.

Tidak hanya harus ke baitullah, berusaha menyambung silaturrahmi dengan saudara, teman, dan semua orang.

selain itu, jadilah orang yang peka terhadap orang lain dalam segala hal, baik tindakan maupun ucapan. Jika kita tidak mampu merasakan kebaikan atau perasaan orang lain berarti hati ini masih sangat kotor dan tertutup tabir yang sangat tebal   menutupi hati sehingga kebenaran dan kebaikan tak mampu menembus hati. 

Komentar

Postingan Populer