Catatan Perjalanan II
Kisah ini akan kuteruskan meski ini telah memasuki awal 2017.
Berangkat dari akhir perjalanan yang sebelumnya yakni dari wonokromo, setelah wonokromo perjalanan berlanjut menuju pasar Waru. Sampai di sana kira-kira pukul 05.00 sebelum bertanya-tanya terleboh dahulu kami menuju masjid untuk melaksanakan sholat subuh. Sungguh ngantuk itu sangat mengganggu setidaknya air ynag menyejukkan ini mampu sedikit membuka mataku dan menjadikannya lebih segar.
Kali ini aku bersama Time, tapi karena dia sangat lama dan alasan mandi yang kunjung selesai akhirnya kutinggal saja, berjalan sendiri itu keputusanku, biar nanti dia menelponku. Dasar, time. Aku yang cewek saja saat ini tidak memperhatikan bagaimana rupaku, tidak mandi sejak kemarin sore, eh dia yang muka pas-pasan malah sok ganteng. Hahhaha
Dari sini melalui keterangan seorang pedagang yang merupakan penduduk asli, beliau sudah lanjut usia, menurut keterangannya pasar ini dulu sempat berpindah lokasi, karena adanya diskriminasi dari pihak pemerintah akhirnya para pedagang memutuskan untuk kembali ke sini.
Pasar ini menjadi pusatnya, tidak pernah sepi bahkan dulu warga dari sidoarjo, Surabaya belanjanya di sini juga. Selain harga murah juga barang yang dijual masoh sangat fresh sehingga cocok untuk dijual lagi.
Setelah itu, kami terus melanjutkan perjalanan menuju terminal Purabaya.
Yes! Pulang, pikirku. Tapi lagi-lagi katanya masih ada beberapa tugas lagi.
Haduh, lelah sangat tapi ini menyenangkan. Baiklah, let’s go!
Cukup lama jua perjalanan ke sana, kaki ini sudah terasa sangat pegal dan punggung ini sudah ingin tepar, dan yang pasti perut sudah sangat lapar.
Akhirnya, sampai juga di terminal, kami menuju sebuah warung dan memesan makanan tiga bungkus untuk kami berdelapan.
Setelah itu rehat sejenak, kucoba memejamkan mata untuk sedikit mengobati kantuk ini.
Kemudian kami melanjutkan misi, bertanya dengan bebrapa orang juga. Tapi yang paling berkesan di sini adalah saat kutanya pada seorang ibu pengamen bersama tiga anaknya, yang paling besar ternyara masih sekolah SMK, kemudian anak kedua SD, dan ketiga masih balita.
Perlahan dari hati kutanya, ternyata beliau care denganku dan tidak merasa rishi, biasanya orang seperti itu takut dan menghindar ketika ditanya tetapi beliau tidak, malah sempat bercerita juga bahwa beliau masih bersuami, tapi penghasilan suaminya tidak cukup untuk biaya sehari-hari. Setiap hari mereka diantar oleh suami dan suaminya seorang supir angkutan umum. Bisa dibayangkan berapa penghasilan seorang supir angkutan dan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari bahkan untuk putri mereka yang duduk di bangku SMK. Kutanya pada sang anak, apakah dia sering ikut mengamen? Dia dengan senyuman menjawab, dia hanya ikut ketika sekolah libur, jika waktu sekolah ya sekolah.
Cukup mengharukan bagiku. Orang tua yang merasa gagal Dalam segi ekonomi ia tidak ingin anaknya sepertinya juga. Pasti ada usaha untuk memperbaiki masa depan, jalan satu-satunya adalah melalui pendidikan.
Perjuangan hidup yang lebih bkeras akan menjadikan seseorang lebih dewasa, bagaimanapun keadaan latar belakang, kelam sekalipun yang terpenting adalah menjadi lebih baik di masa depan.
Tidak kusadari bahwa sejak malam kemarin hingga pagi ini telah kulihat bagaimana kehidupan sebagian masyarakat dari yang hedonis hingga masyakat lapisan bawah.
Ya, beginilah hidup. Terkadang manusia akan lengah ketika ia berada Dalam keadaan yang lebih enak dan nyaman. Hal itu tidak bisa dipungkiri.
Apa yang diterima saat ini adalah hasil dari usaha masa lalu, bertemu dengan mereka adalah hak yang luar biasa, mengapa tiap kali perjalanan tidak pernah kulakukan ini?
Berjalan sembari mencari suatu hal yang berbeda, jangan pernah putus asa dan teruslah berjalan dengan sendirinya Allah akan memberi jawaban sat persatu dari setiap pertanyan yang ada Dalam hidup ini.
Belajarlah dari semua orang dan berkomitmenlah untuk hal yang baik. Memaksimalkan Dalam belajar segala hal tanpa menghiraukan godaan.
Keburukan di masa lalu adalah cambuk untuk maju di masa depan, orang cerdas tidak dilihat dari seberapa banyak ia tahu suatu hal akan tetapi, orang cerdas adalah ia yang tahu banyak hal tentang suatu hal yang orang lain tidak tahu.
Seseorang tidak bisa hanya menggunakan logika atau imajinasinya saja melainkan keduanya haru seimbang hingga didapat sat kesatuan yang luar biasa. Rupa tidak begitu berarti jika saat otak bodoh, oleh karena itu, menjadi cerdas itu wajib. Dengan begitu, secara tidak langsung aura yang ada Dalam diri akan terpancar dan mampu menyinari.
Jangan memandang seseorang dari luarnya saja, banyak penilaian yang salah jika hanay melihat dari tampilan luar karena ada banyak rahasia yang tersimpan di balik penampila setiap orang.
Selalu menjadi orang yang mau belajar segala hal, tidak ada kata sulit. Kuncinya hanya ada sat, yakni, MAU! Jika sudah ada kata mau hal apapun bisa dilakukan. Belajar menjadi orang bijak dan berpikir tentang apa yang dibutuhkan dan tidak, jika baik lakukan, jika tidak tinggalkan. Mudah, bukan?
Jangan menjadi orang yang bodh, siapakah itu orang yang bodoh?
Orang bodoh adalah mereka yang hanya sekadar berjalan saja tanpa berpikir bahwa setiap perjalanan aka nada cerita dan teka-teki yang harus dipecahkan.
Perjalanan ibarat suatu pertanyaan, jikalau Dalam tiap langkah tidak berpikir maka jawaban-jawaban idak akan pernah ditemui.
Bergaul dengan semua orang, masyarakat memang meiliki strata sosial yang berbeda akan tetapi jika mampu bergaul dengan mereka kita akan merasakan bagaimana mereka. Jangan pernah membedakan seseorang atas strata sosialnya, sebab mereka adalah guru kehidupan bagimu. Jangan merasa sok pintar, karena hal itu akan menghambatmu menjadi seorang yang maju. Pandanglah segala hal sebagain ilmu yang bisa dan harus dipelajari.
Dari sekian banyak orang yang kutemui kali ini, aku belajar banyak sekali dan aku baru tersadar bahwa perjalanan yang sesungguhnya adalah seperti ini, kita tidaj hanya memperhatikan bagaimana sampai ke tempat tujuan tetapi juga memperhatikan mereka yang berada di sekeliling.
Allah, ini adalah pelajaran yang luar biasa..
Sekian kisah ini semoga memberi banyak kemanfaatan untuk kita semua.
Setelah dari Purabaya, lanjut beristirahat dan sore harinya kami kembali ke Madura.
Inilah sekelumit kenangan yang akan terus teringat, dan kali ini aku berhasil menyelaminya kembali di penghujung tahun hingga awal tahun yang akan kulewati.
Syukur, itulah kata yang harus kuucap sebagai bukti segala nikmat yang ada.
Semoga Alla masih memberi kesempatan dan menjadikan kita sebagai orang yang mau menerima pelajaran dari setiap jalan kehidupan.
Surabaya--Madura, 18 September 2016.
Komentar
Posting Komentar