Jalan yang Terabaikan
Manusia bisa menjadi iblis yang bertopeng malaikat. Ini adalah sebuah lelucon jika diri sendiri iblis namun berkoar tentang keiblisan orang lain.
Ijinkan mereka tertawa puas kemudian bertobat, Tuhan.
Sungguh sayang jika kehadiran di dunia hanya untuk menjadi pemulung dosa saja.
Namun keadaan demikian kebanyakan tak banyak yang sadar bahwa hati senantiasa memerlukan makanan sebagaimana mulut yang tak tahan jika lapar menyerang.
Begitupun aku, begitu bodohnya tak pernah beranggapan bahwa hati juga bisa diserang oleh gizi buruk akibat kurangnya nutrisi batiniah.
Berjalan dengan kepala menengadah ke atas, berkacak pinggang hingga tak tahu bahwasannya ada bahaya duri kehidupan yang menghadang di tiap perjalanan.
Jalan telah disediakan, memilih adalah keharusan.
Tapi terkadang...
Hah! Dengan begitu bahagia menertawakan mereka yang hanya hidup dalam perbudakan dunia tanpa membuka mata sebenarnya diri juga lebih parah sebab menjadi budak nafsu belaka.
Ini apa?
Apakah dikira Atid mau disogok dengan iming-iming bidadari surga?
Bahkan untuk menolong diri sendiri kelak di kehidupan lainpun belum tentu bisa.
Sudahlah, lupakan rencana untuk berkonspirasi dengan utusan suci.
Lebih baik saya sudahi saja daripada barisan aksara ini semakin panjang dan tak jelas kemana akhirnya.
Komentar
Posting Komentar