Menjelang Senja

Tiba-tiba saja waktu melintas saat kaki ini baru saja menginjak ranah yang masih asing ini.
Wajah-wajah sangat asing dan nama yang asing pula memaksa untuk otak bekerja lebih keras lagi, mengingat masih-masing rupa dan mengeja satu persatu abjad pemanggil mereka.

Ah! Seringkali aku terlupa nama mereka di awal waktu dulu. Sempat berpikir apa bisa mengingat semuanya sedang aku tipikal orang yang susah mengingat nama jika baru kenal?
Seiring berjalannya waktu perlahan kukenali mereka meskipun ada beberapa sebelumnya sudah kenal sebab dulu sempat chatting di Whatsapp.

Mereka unik, setidaknya itu pikiranku saat itu melihat dan mengamati tingkah sampai ucapannya.
Selalu saja cerita tak mau segera merampungkan jalannya, begitulah semua berjalan.
Hari, minggu, hingga bulan berlalu ...
Aku mengenal mereka sebagai orang yang luar biasa dan anugerah dari Tuhan sebagai pelengkap jalan ceritaku.
Keriangan yang tak pernah padam, dan kebersamaan yang semakin sayang saja untuk diakhiri.

Mereka adalah guru kehidupan, jika ada kisah yang sumbang merekalah pelengkapnya.
Kebijaksanaan, kekonyolan, kefeminiman, kefanatikan, dan berbagai karakter lain yang menjadi ciri khas masing-masing.

Tak terasa waktu berjalan cepat bahkan sangat dan lebih cepat dari yang kuperkirakan.
Hingga kini, tibalah waktu untuk sejenak mengakhiri kisah. Tunggu, bukan mengakhiri melainkan menunda cerita kebersamaan dan mengganti kisah lain sebelum cerita baru dimulai kembali.
Ada tetes yang sempat mengantarkan langkah kaki mereka untuk menjemput kisah yang sudah ditunggu.

Ya, berlibur di rumah.
Semua memimpikan itu, dimana hangat sentuh peluk keluarga, memperbaiki gizi jika ada yang selama ini lumbung makanannya hanya berkawan mie instan saja.
Ah! Keluarga, apa sih yang tidak istimewa darinya?
Semua tawa dan cerita menunggu meski ada beberapa yang sebahagia tapi tetap saja keluarga adalah sarang bahagia.

Beginilah hidup, kawan, sahabat, kekasih, guru, orang tua...
Semua adalah tokoh cerita, pelengkap bahagia.
Waktu akan memiliki dua sisi untuk sekarang ini.
Pertama, akan menjadi sangat lama sebab perpisahan dan kisah juang perantauan yang tertunda.
Kedua, akan berjalan sangat cepat sebab tak ingin segera keluar dari dekapan keluarga.

Selalu saja, sifat manusia merasa kurang.
Tapi tak apalah, setidaknya cerita ini masih akan ada dan akan selalu terkenang.
Jika hujan menghilangkan risau kemarau maka pertemuan adalah obat dari jarak yang menjadi pemisah.
Selamat berjuang, sayangku semua.
Ini adalah cerita yang tak boleh dilupakan.

Sampai jumpa kembali dengan cerita dan kebahagiaan baru.

Bangkalan, 05 01 '17

Komentar

Postingan Populer