Terlena, Sejenak Saja

Manusia, selalu saja lupa ketika menemukan hal lain yang membuatnya lebih bahagia.

Bahagia yang hanya semu, menyihir mata untuk menutup kelebat duka dan nilai hidup yang berharga.

Entah, berapa lama laman ini kutinggalkan. Aku malas menghitungnya, bukan malas sebenarnya namun merasa malu menjamahnya. Mengapa? Mungkin tanya itu yang muncul di benakmu.
Baik, akan kujawab. Rumah aksara kecil ini menjadi pelarian khusus, ocehan harian, tempat buang sampah setelah membaca buku, dan hal lain yang tak kuumbar di ranah lain. Perihal catatan harian, sepertinya ia berubah nama untuk beberapa minggu belakang ini. Ya, bukan catatan harian melainkan ringkasan catatan bulanan. Hah! Jahat sekali diriku. Mengingkari janji pada diri sendiri dan janji pada lembaran kertas yang tergenggam setiap hari.

Selalu saja kisah hidup meminta untuk diberi tempat yang layak sedangkan kadang hati berpura buta-- tuli, mengabaikan permintaan yang sungguh berharga.
Ya, sangat berharga. Mengabadikan cerita dalam ruang tersendiri dalam hidupmu hingga suatu ketika kau akan rindu untuk membuka dan bercengkerama sejenak dengannya.
Orang yang bodoh! Umpatku pada diri sendiri. Membiarkan puzzle cerita hilang begitu saja, tanpa tanda kenangan bahkan keabadian.

Entahlah, sepertinya hidup harus menamparku agar sadar lagi dari lamunan. Kembali meraih pena dan tak ada enggan untuk menjamah dunia kecil yang menyenangkan ini.

Komentar

Postingan Populer