Kebiadaban Peradaban



''Ilmu pengetahuan modern memberikan inspirasi dan nafsu untuk menguasai alam dan manusia sekaligus. Tak ada kekuatan lain yang mampu menghentikan nafsu berkuasa kecuali pengetahuan itu sendiri yang lebih unggul di tangan manusia yang berbudi''. (Pramoedya)

Tak ada yang bisa memungkiri bahwasannya ilmu pengetahuan melahirkan peradaban, begitu juga peradaban, yang dalam perjalanannya tak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan.
Menilik dari segi Islam, ilmu sudah diturunkan semenjak Nabi Adam AS diciptakan, yang mana ketika itu malaikat diberi pertanyaan oleh Allah namun tak bisa menjawabnya sedangkan Bapak kita, Nabi Adam mampu menjawabnya.
Hal itu karena, Allah telah memberikan ilmu pada Nabi Adam.
Setelah itu, masa terus berkembang hingga masa Rasulullah, pengetahuan menjadi begitu sempurna dengan Al-quran. Sumber hukum, tuntunan, dan pedoman.

Berbeda dengan melihat dari kaca mata Islam, mari kita mencoba mengintip sejarah peradaban manusia.
Berawal dari masa Pra-Yunani kuno, ilmu pengetahuan sederhana mulai muncul. Mayoritas manusia mudah percaya perihal pertanyaan fenomena yang dijawab dengan mitos-mitos para dewa.
Thor dan palunya misalnya, orang-orang percaya bahwa ketika Thor mengendarai sebuah kereta yang ditarik dua ekor kambing melintasi angkasa. Ketika ia mengayunkan palunya akan terdengar guntur dan halilintar.
Jika ada guntur dan halilintar dipastikan ada hujan, sehingga Thor dipercaya sebagai Dewa Kesuburan.

Namun, hal itu berbeda dengan manusia yang sadar akan keberadaan alam sekitar dan merasa ada kemustahilan mulai berpikir dari mana semuanya berasal?
Mereka mencoba melepaskan diri dari mitos-mitos yang ada, hingga, muncul aliran filsafat naturalisme.
Zaman masih terus berjalan hingga memasuki masa Yunani klasik, Abad Pertengahan hingga Renaissans.
Para filsuf menjadi pemantik lahirnya para ilmuwan, tak jarang mereka sendiri menjadi ilmuwan, seperti Sigmund Freud tokoh psikologi, Darwin, dan beberapa tokoh lain.
Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat baik dari para ilmuwan Muslim maupun Barat. Seolah semuanya bekerja sama untuk menciptakan peradaban zaman yang penuh dengan kegemilangan ilmu  pengetahuan.

Mari kita berjalan terus ke depan, menengok masa kini.
Banyak sekali pengetahuan yang terus saja lahir bak jamur di musim hujan, lembab, basah, dan sejuk.
Apakah semua berdampak pada kebaikan umat manusia?
Tentu saja tidak! Bukankah Tuhan menciptakan segala yang ada di dunia ini memiliki dua sisi?

Tak ada hal yang selamanya baik, indah, cantik. Pasti ia akan bersanding dengan kejahatan, keburukan, dan kesengsaraan.
Begitu pula dengan ilmu pengetahuan, kadang ia menjadi penyulut antar manusia.
Seperti dulu, berkat Eisntein peranglah Amerika dan Jepang.
Kini, manusia semakin disibukkan dengan pengetahuan masing-masing yang ditekuni.
Para politikus berlomba-lomba menjadi tokoh yang bijak, sok mengayomi rakyat kecil, padahal di belakang mereka saling menyikut dan melempar ludah.
Ya, begitu manusia.

Ilmu pengetahuan jika digenggam orang yang tidak berbudi maka lebih banyak memunculkan mara bahaya.
Pertentangan umat, eksploitasi alam, tenaga manusia dan lainnya.
Perlu bukti? Lihat saja masyarakat Indonesia yang dikelilingi kekayaan alam namun hidup dalam labirin kemiskinan, sebagian besar sumber daya alam dikuasai makhluk asing yang berlagak seolah menjadi tuan rumah di negeri orang.
Tangis kelaparan, ratap kebodohan, dan rintih kemiskinan bergaung menjadi lagu alam dan pengantar tidur harian.

Duh, peradaban memang tak selamanya melahirkan manusia yang beradan, justru malah banyak manusia biadab.
Begitulah, zaman semakin tua dengan derita anak-anak manusia.
Peradaban kian menangis sebab kebiadaban yang semakin bengis.

Komentar

  1. aku seneng sih karo gayamu saiki seng nge-judge.
    tapi, aku pengen komentar ne kolom komentar iki. hahaha
    dadi ngene, dari beberapa kata seng menurutku kurang enak di woco. semisal penggunaan kata dan untuk membandingkan antara malaikat karo adam. dan laine seng menurutku penggunaan tanda baca kurang tepat. tapi iku asumsiku seh, soale aku yo sering salah dalam penggunaan tanda baca, opo maneh typo. ngerti dewe kan!
    dibalik iku, esai seng sederhana iki cukup menggugah sejak paragraf awal. walaupun iseh rodok rasis, soale ora kabeh wong ngerti tentang cerito politike tuhan ne nabi adam.
    terus, lebih di fokuskan ne satu hal sejak paragaf awal sampek akhir, ben luweh greget.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer